BEREKE, salah satu adat atau budaya Lombok.
BEREKE
1. Apa itu Bereke?
Bereke adalah salah satu Adat atau Budaya Lombok yang masih di tradisikan
oleh warga Lombok sampai saat ini. Bereke tersebut di lakukan ketika seorang
ibu dan bapak yang mempunyai anak
laki-laki yang akan di khitan. Nah..! Biasanya bereke tersebut di lakukan pada
malam sebelum anak itu di khitan, di mulai sekitar jam 9 malam ke atas, Dan cara pelaksanaan
bereke tersebut adalah ketika hidangan reke tersebut sudah di keluarkan ke
halaman rumah oleh bapak atau ibu anak tersebut. setelah itu anak yang khitanan
mengambil ayam yang ada di reke tersebut, dan di sanalah seorang sesepuh
memulai bershalawat dengan para warga untuk memulai acara berekean tersebut. setelah selesai bershalawat,
maka reke tersebut di tumpahkan di halaman rumah, dan di rebutkan oleh
orang-orang yang mengikuti acara tersebut. Itulah cara melaksanakan adat
berekean yang ada di Lombok, terutama di bagian Lombok timur, desa perian, kecamatan
montong gading, dusun serijata.
2. Keunikan dan Mitos dari adat atau budaya Bereke.
Bereke tersebut, memiliki
beberapa keunikan
yang harus di ketahui oleh para pencinta Budaya. Dimulai dari segi hidangannya yang sangat berbeda
dengan hidangan kue-kue zaman sekarang. Dalam pengisian hidangan reke,
mempunyai beberapa syarat-syarat ketentuan yang harus di penuhi dalam hidangan
tersebut. Pertama, dari kue atau jajan tradisional yang harus di isikan dalam hidangan
reke biasanya adalah naga sari, tempeyek, rengginang, bantan, crorot, tiken, opak-opak, tarek,
poteng, pangan, wajik dan lain sebagainya. Selain dari jenis-jenis jajanan atau
kue tradisional, reke juga berisi beberapa bahan-bahan yang harus ada dalam
hidangan reke dan juga sebagai pelengkap syarat-syarat dalam pengisian reke tersebut, seperti kunyit, kemiri, pinang, benang,
beras, sirih, pisang, belut, ubi, lomak, ikan pepait, belalang dan ayam. Ayam
tersebut biasanya harus di taruh di tempat paling atas hidangan. Karena, ayam
itu di khususkan untuk anak yang khitanan. Kedua dari segi keunikan mitosnya,
ada beberapa mitos dari isi hidangan reke dan pelaminan(tempat khitanan), tersebut.
Pertama, dari Kunyit dan Kemiri, mitosnya jika seorang laki-laki mendapatkan
kunyit dan kemiri reke, lalu dia membuatnya menjadi bahan lemurut(lulur) maka seorang
perempuan akan melihat dia lebih bercahaya dan terlihat lebih tampan. begitu
juga sebaliknya, jika seorang perempuan mendapatkan kunyit dan kemiri reke tersebut lalu di jadikan lemurut(lulur)
maka para lelaki akan melihat perempuan itu lebih cantik dan anggun.
Kedua, dari segi benang, jika kita mendapatkan benang tersebut kita bisa membuatnya
menjadi gelang azimat.
Ketiga, uang yang ada dalam hidangan reke tersebut. jika kita
mendapatkan uang dari reke tersebut, maka kita di sarankan untuk menyimpannya
di dompet untuk di jadikan jimat, dan juga mitosnya agar mendatangkan rezeki.
Keempat, yaitu beras. mitosnya, jika kita menggunakan beras reke tersebut sebagai
makanan ayam, maka ayam tersebut akan di jauhkan dari penyakit ayam musiman.
dan yang terakhir adalah hidangan reke tersebut. hidangan reke terbuat dari
keleong/tepi(timpah). nah, bagi para pencinta burung merpati pastinya tau yang
namanya keleong/tepi(timpah), biasanya, para pecinta burung merpati menggunakan timpah sebagai
tempat adonan burung merpatinya. mitosnya, jika kita mendapatkan keleong(timpah) dalam acara
berekean tersebut, kita bisa membuatnya sebagai alat pemikat burung merpati
lainnya, dan
juga, jika kita mengikuti lomba pelepasan burung merpati, mitosnya kita akan
lebih mudah memenangkan lomba tersebut, di karenakan penyebap dari keleong atau timpah tersebut.
Sedangkan tempat khitanan(kuade
khitanan)
tersebut, memiliki beberapa mitos-mitos mulai dari atap tempat khitanan. atap tempat khitanan tersebut terbuat
dari daun kelapa yang di dianyam
dan memiliki arti atau mitos sebagai pengurang rasa sakit dan panas pada
kemaluan anak yang di khitan. Kedua, dari hiasan daun kelapa yang di bundarkan memilik arti atau mitos
sebagai penenang dan pengalih perhatian dari anak yang di khitan. yang terakhir, buah kelapa yang
ada di tengah bundaran hiasan daun kelapa tersebut memiliki arti atu mitos
sebagai pemokusan pikiran terhadap anak yang di khitan dan dapat lebih mudah
sembuh, dan tidak mudah mengalami infeksi pada kelamin anak yang di khitan. Nah, itulah guys
beberapa ulasan mengenai adat Lombok bereke dan mengenai beberapa
mitos-mitosnya.
Comments
Post a Comment